@
Teru – teru bozu terus bergoyang di
jendela kamarku. Dan seperti biasa aku terbangun karena mendengar alarm dipagi
buta.
“ 1ohayoooo , ominasai “
Suara
itu terus berbunyi memekakkan telingaku, tanganku pun langsung menyambut alarm
itu. Ya sekarang baru jam 5 pagi, aku memandangi jendela dengan teru – teru bozu
yang bergoyang ditiup angin pagi. “ehmmm, tak ada hujan semalam “ sahutku.
Enam bulan sudah aku tinggal di
negeri sakura ini. Sudah sejauh ini , aku tetap benci dengan hujan. Dengan
menggantung teru – teru bozu, aku percaya hujan tak akan datang. Teru – teru
bozu adalah boneka jepang yang di percaya dapat menolak hujan.
Aku ai chantika, Mahasiswa osaka
institute of thecnology. Aku berasal dari Indonesia, dengan perjuangan keras
aku berhasil mendapatkan beasiswa ke negeri ini. Aku punya alasan tersendiri,
kenapa aku begitu ingin ke negeri ini.
“ai
chan , ohayooo “
“
ohayo , kana “
1ohayoooo , ominasai = selamat pagi, ayo bangun
Kana adalah temen dekatku, dia satu
apartemen denganku. kana juga berasal dari indonesia. Aku dan kana kuliah
dikampus yang berbeda , kana merupakan mahasiswa art of osaka university. Dia
mengambil jurusan desainer sedangkan aku mengambil radioisotope and nuclear
engineering .
“ai,
hari ini sehabis kuliah kita karokean yuk, “
“ pasti kamu lagi galau, ya kan????
Kamu galau yamada kan??? “ ledekku sambil mencari – cari teru – teru bozu. Kana
langsung cemberut,” dia nyebelin sih “ sahutnya. “ oke, nanti aku tunggu
didepan kampusmu. Ya ampun, ayo cepat, nanti kita ketinggalan bus “ ujarku. Aku
dan kana langsung pergi ke terminal.
“sampai
kapan kamu membawa teru – teru bozu terus?? “ tanya kana
“entahlah
“ jawabku.
Bus
pun datang, teru – teru bozu bergoyang menggantung di tasku. Entah sampai kapan
aku akan membawa teru – teru bozu ini.
“ ai chan, ayo kita pergi, “ teriak
kana,
Sembari menuggunya aku bersusah payah
menggantungkan teru – teru bozu di pohon depan gerbang kampusnya. Tanpa sadar
ada sesorang yang menatap, “ dasar aneh “ ujarnya. orang itu langsung pergi.
Aku langsung menghampiri kana, “
cieciecie , yang udah baikkan “ ledekku melihat kana dan yamada yang
bergandengan tangan. “ 2nani ? ?” tanya yamada . “ 3 iee..!!
“ jawabku dan kana bersamaan . kami pun langsung tertawa.
2 nani
= apa
3 iee =
tidak
Ame ga furu ,Dan hujan pun turun
“aku benci bukan karena hujan aku kehilangannya
tapi karena hujan mengingatkanku bahwa dia ada di hatiku.”
“ohayoo, ominasai !! “
“ohayoo, ominasai !!! “
bunyi alarmku yang terus berdering sedangkan jam telah menunjukkan pukul 07.30.
“kyaaa,,, gawat aku telat !! “ dengan
tergesa – gesa aku membersihkan diri dan mengambil tas. ‘krrataakk !!!!’ bunyi
nyaring ketika aku tak sengaja membanting pintu kamarku.
“ ohayoo, ai chan”, panggil kana seraya
aku berlari melewati kamarnya. “ ohayooo, 4gome kana chan ,aku telat
padahal ini hari pertama ujian “ sahutku sambil tetap berlari melewati tangga
apartemenku. Tanpa sadar teru – teru bozu yang tergantung di jendela kamar
terjatuh. Entah apa yang akan terjadi hari ini.
Aku berlari secepat yang aku bisa ke
gedung radiografi, tanpa sengaja aku menabrak punggung seseorang. “ gome “
ujarku, Jangankan untuk membalas, menoleh pun tak dilakukan laki – laki yang
aku tabrak itu. Dia bertingkah seakan – akan tak terjadi apa – apa. Aku pun tak
terlalu mempedulikan laki – laki itu dan langsung masuk kekelas . “ hmmm..
selamat, selamat ternyata baru di bagi soal” pikirku. Aku pun langsung duduk di
bangku sesuai dengan nomor urut ujian dan betapa kagetnya aku, laki – laki yang
aku tabrak duduk di sampingku. Sejenak aku terpesona menatap wajahnya, dan aku
pun langsung meraih soal dihadapanku serta fokus mengerjakannya.
“ 5ganbatekudasai
“ raungku dengan menggempal tangan.
Riuh suara di sepanjang koridor
berisikan mahasiswa – mahasiswi yang baru menyelesaikan ujian di hari pertama.
Aku tetap berada di kelas dan menatap ke luar jendela. Tepat di bawah pohon
ginko, aku melihat laki – laki itu. Dia tertidur lelap, wajahnya menampakkan
kedamaian. Langit yang semula cerah kini perlahan diselimuti awan hitam. Dengan
panik, aku langsung mencari – cari teru – teru bozu di tas dan berlari ke pohon
ginko itu. Dengan pelan – pelan aku mencoba menggantungkan teru – teru bozu ke
dahan pohon ginko itu.
“ Tuhan, jangan turunkan hujan , kumohon
jangan. . jangan sekarang “ rintihku hampir menangis. Akan tetapi teru – teru
bozu yang aku gantungkan di dahan pohon terjatuh tepat di dada laki – laki itu.
Dan di waktu yang sama tetes hujan membasahi bumi.
Tetes hujan mengenai wajah shinichi,
betapa kagetnya dia ketika melihat di atas tubuhnya ada teru – teru bozu dan
hujan yang mulai deras. “ siapa yang meletakkan boneka teru – teru ini”
pikirnya. Shinichi adalah laki – laki yang di
tabrak oleh ai tadi pagi. Lengkapnya shinichi minami, dia
merupakan teman sekelas ai. Hanya saja ai tak pernah menyadari keberadaanya
karena selama ini sering membantu dosen dalam percobaan.
Shinichi yang mirip dengan
tokoh anime shinchan itu memiliki karakter yang sulit di mengerti. Dia bukanlah
orang yang tertarik dengan suatu
4 gome = maaf
5ganbatekudasai
= semangat
yang emosional seperti berhubungan dengan
wanita. akan tetapi hari ini shinichi
merasakan getar yang berbeda, getar yang muncul ketika mata tajamnya menatap
boneka teru- teru yang ada di genggamannya. “Ada apakah gerangan ?? ”, kalimat
itu yang menghantui kepalanya.
Tak henti – henti
nya ai menangis dikamar, betapa bencinya ia dengan tetes hujan. Ia benci
mendengar suara tetes hujan. Hujan yang mengingatkan semua masa itu, masa lalu
yang membuatnya lari sampai ke negeri sakura ini. Di usapnya air mata yang
mengalir di wajah, “ ramaaaa.. tujuh tahun aku lari seperti ini, tujuh tahun
pula aku membenci suara hujan ini “ rintihnya. Disela – sela suara tangisan
itu, ia mengambil teru – teru bozu dari lemarinya. Teru – teru bozu yang begitu berarti untuknya, alasan kenapa ia
begitu membenci bahkan takut akan hujan. Teru – teru bozu yang mengikat erat
hatinya akan kenangan masa lalu. Masa dimana ia bersama seseorang yang begitu
berarti di hatinya, masa di mana dia pun harus kehilangan orang itu. Ramanya
yang selalu di panggilnya, di pikirannya walaupun ai menyadari rama tak akan
kembali, kembali ke sisinya.
@@
“ ai kamu ku panggil ai chan ya? “
ujar rama mengejarku yang telah melewati gerbang sekolah.
“kenapa
ma?? Karena namaku ai chantika, ai chan tika.. “ sahutku menoleh kepadanya.
“ bukan, tapi
karena kita akan ke jepang bersama – sama, kan anak cewek di panggil dengan
chan di belakang namanya. Maukah kamu kejepang bersamaku ?” tanya rama. Aku
mengangguk mau dan tersenyum kepadanya. “ ma, kok kamu suka jepang ? “ tanyaku
dengan muka penasaran. “ karena aku suka anime, jadi aku penasaran dengan apa
yang ada disana. “ jawabnya dengan menerawang ke langit. “ bentar lagi, pasti
hujan. “ ujarnya menoleh denganku yang begitu penasaran dengan kata – kata nya.
“ itu karena aku melepas teru – teru bozu “ jawab rama. “ apa itu teru – teru
bozu?? “ tanyaku begitu penasaran . rama menganmbil teru – teru bozu dari
kantongnya dan memberikannya kepadaku. “ ini teru – teru bozu, boneka jepang
yang dipercaya dapat menangkal hujan apa bila di gantungkan. Tadi pagi aku
melepaskannya, pasti sebentar lagi hujan “ ujarnya menjelaskan. Aku terpesona
melihat boneka yang sekarang ada di telapak tanganku. Begitu ajaibnya, titik
hujan terjatuh di tangaku. “ ramaa !! hujan..” teriakku girang. Rama tertawa,
melihatku begitu girang. Dan kami pun pulang ke rumah dengan berhujan –
hujanan. Begitu menyenangkan hari itu, hari dimana aku tak membenci hujan, hari
dimana aku masih tertawa melihat hujan.
Sampai hari itu
tiba,
“ terima kasih
yang pak, telah membimbing rama. Siang ini pesawat kami akan take off ke california “ . tak sengaja aku datang
keruang guru . jantungku berdetak, “rama pergi, dia pergi, pergi pergi. . .”
aku langsung berlari ke kelas dan melihat rama yang mulai berjalan ke luar.
Hari itu hujan deras, tapi aku tetap berlari tak mempedulikan hujan yang
membasahiku. Hanya rama yang aku pikirkan, “ ramaa” , teriakku . “ kenapa kamu
tidak bilang ke aku ?? aku pikir kita sahabat, aku pikir aku temanmu, hal
penting seperti ini kenapa ?” tanyaku sambil menangis.
“ maaf , ai chan aku harus pergi, aku takut membuatmu sedih. Maaf.
“ ujarnya menghampiriku dan memberikan teru – teru bozu. “ suatu saat kita akan
ke jepang bersama – sama. Nee ai chan,” dia pun langsung menghampiri orang
tuanya. Aku hanya berdiri, berdiri
melihat kepergiannya, langkahnya yang menjauh dariku, menjauh seakan tak akan
pernah aku gapai, bahkan aku tak pernah bisa mengatakan bahwa aku suka dia. “ 7kimi
no ga suki “ rintihku memandangi teru – teru bozu pemberiannya.
“ ai, ai. . . ai,
“ teriak mama menggoyang – goyangkan badanku yang lemas di kamar. Mama langsung
memelukku, “ rama dan orang tuanya kecelakaan, mobilnya tergelincir karena
jalanan ditutupi kabut dan hujan yang deras, kamu tabah ya nak, rama udah
pergi, pergi untuk selamanya”. Mendengar ucapan mama, aku tak tau lagi harus
bagaimana, aku rapuh, aku hancur, rama . . . ramaku pergi dan tak akan kembali.
Impian kita ke jepang bersama – sama, bermain – main, kamu yang selalu
melindungiku ketika orang – orang menjahatiku, sahabatku, dan sesungguhnya aku
menyukainya.
@
satu tahun telah
berlalu pasca hujan itu. Aku pun mulai menjalani kehidupan kuliah seperti
biasa, dipenuhi dengan praktikum serta melakukan percobaan dengan bahan
radioaktif. Aku juga mulai menyadari keberadaan teman – teman sekelasku,
khususnya laki – laki itu, shinichi.
“8Ano
ai chan, ano hito wa shinichi kun desuka??? “ tanya ayumi salah satu teman
sekelasku. “9 hai, ne ???” jawabku. “ 10kawai!! “ ujar ayumi
dan teman – teman yang lain. Aku pun langsung melihat kearah shinichi. “Lumayan
tampan, berkarakter, kadang terlihat menggemaskan seperti shinchan, walaupun
memiliki mata yang tajam ia terlihat begitu ramah. Wajar saja para wanita
menyukainya “ pikirku.
Seusai kuliah aku
langsung menghampiri kampus kana, entah dari mana semangatku ini muncul,
rasanya aku ingin merasakan hidup dengan bahagia bukan beban seperti biasanya.
“ai chan “ teriak kana yang melambai kepadaku. Dia pun menghampiriku di ikuti
oleh yamada, dan satu orang lagi. Seseorang yang begitu familiar. “Shinichi?
Kenapa dia ada di sini bersama kana dan yamada.” ujarku kaget melihat sosok
itu. “ai chan, korewa shinichi kun “ kata yamada memperkenalkan shinichi denganku. “aku sudah
mengenalnya, dia satu kelas denganku. “ ujar shinichi. Betapa kagetnya aku, dia
menggunakan bahasa indonesia, aku benar – benar tak percaya ini. “ kaget, aku
bisa bahasa indonesia? okkasan orang indonesia, jadi di rumah aku berbahasa
indonesia dengan okkasan . “ jelas shinichi melihat ekspresiku yang benar –
benar shock. Aku langsung menoleh kepada kana dengan isyarat meminta penjelasan
kenapa ada shinichi di sini. “shinichi itu sepupu yamada “ ujarnya memberitahu.
“ lengkap sudah hari ini, shinichi muncul, dia berbicara bahasa indonesia, dia
sepupu yamada “ rintihku menahan rasa shock.
Esoknya pagi terlihat tak bersahabat,
aku hanya duduk di bangku kelas memandang awan. “rama, apa kamu sedih ?? “
pikirku manatap awan yang perlahan – lahan mulai gelap.
“ ohayooo, ai chan
! ! aku duduk di sini ya “ teriak shinichi yang langsung duduk disampingku . “
kamu salah minum obat hari ini??? “ tanyaku. Dia hanya tersenyum melihatku.
Shinichi, dia bahkan tak mau berurusan dengan wanita, tapi hari ini dia duduk
disampingku. Pertama kali bertemu pun dia telah menyebarkan aura pembunuh yang
mengerikan walaupun sikapnya begitu kontras berbeda dengan wajahnya. Ketika
bersama kana dan yamada kemarin pun dia tetap stay cool, tapi hari ini dia
berbeda. Dia memperlihatkan sosok yang bersahabat, kekanakan dan menyenangkan.
Aku melihat sekelilingku, semua berbisik – bisik melihat aku yang duduk
disamping shinichi. Seakan akan yang duduk disampingku itu top idol, walaupun
shinichi merupakan salah satu orang top di kampus. Wajar saja kerumunan wanita
itu memandangku seperti serigala.
“ eh, kamu salah minum obat?? Pergi
sana, kamu lihat mereka seperti mau memakan aku “ ujarku menoleh kekerumunan
wanita di kelas. “ aku hanya mau di sampingmu “ ujarnya dengan santai. “
whatever, but don’t disturb me !!“ kataku galak. “ hai, ai onechan “ katanya
menggodaku.
“ohayoo,
shinichi kun “ sapa ayumi yang mulai mendekati shinichi. Jangankan menjawab
sapaan ayumi, menoleh saja tidak. “ dasar sok cool “ bisikku.
Sepulangnya
kuliah shinichi menghampiriku yang sedang menuju halte. “ai chan, ayo pulang
bareng aku” ajak shinichi. aku hanya
melihat lalu langsung menaiki bus yang berhenti . “ susah juga ya sama cewek
itu, aku pikir dia gampang di taklukkan. Sehebat apa rama itu. “ ujar shinichi.
“11tadaima
!! “ teriaknya sesampai dirumah .“ 12shinichi kun, okari “
Shinichi langsung menghempaskan diri di tempat tidur, dan menelpon
sesorang.
“ohayoo ai chan “
Shinichi menyapaku, dia ada didepan apartemenku. Dia tidak seperti biasa
mengendarai motor tapi kali ini dia membawa sepeda. “aku datang menjemputmu,
maukah kamu pergi barsama ku? “ tanya shinichi. Aku terdiam seribu kata dan
hanya mengangguk. Betapa terkkesimanya aku, karena setahuku rumahnya dan
apartemenku berlawanan arah.
Walaupun menempuh
perjalanan satu jam dengan sepeda, aku merasa begitu bahagia. Entah perasaan
apa ini, selama ini hanya rama yang aku pikirkan. Bahkan sekarang perlahan –
lahan sosok rama memudar dalam pikiranku. “ arigatou” kataku malu - malu. Seusai kuliah shinichi langsung mengajakku
pulang bersama, tapi aku menolaknya dengan alasan rumahnya dan apartemenku
berlawanan arah. Walaupun sebenarnya aku hanya ingin membatasi perasaanku saja.
Aku tak ingin memiliki rasa apapun terhadapnya,
aku hanya menyakitinya saja karena hidupku dipenuhi akan bayangan
tentang rama. “ hari ini aku tidur dirumah yamada, “ jawabnya dengan memaksaku.
Aku pun ikut pulang bersamanya, tetapi diperjalanan hujan turun. Dia langsung
mengajakku berteduh, dan menatap aku yang telah di banjiri tetesan air mata. Dia
memelukku, hangat begitu hangatnya. Rasa takutku selama ini hilang. Perlahan –
lahan aku merasakan tetes hujan yang turun dijemariku. “ ame ga furu, demo “
ujarnya mengusap air mata di pipiku, “ takkan kubiarkan air mata ini mengalir
“. Aku membenamkan diriku di pelukan shinichi, aku rasakan detak jantungnya, di
pundaknya yang kuat seakan – akan memberikan rasa aman. Dipegangnya tanganku,
tanpa memedulikan hujan dia mengambil sepeda dan berjalan menerobos hujan. Aku
rasakan beban yang begitu berat entah menghilang kemana.
“aku takut aku
benar – benar jatuh cinta kepadanya, aku takut, aku takut menyakitinya “ kata
shinichi kepada dua orang dihadapannya.
Hari itu, bunga sakura bermekaran. Aku bersama shinichi berjalan –
jalan untuk melihat hanami. Dia menghadiahkanku kartu ucapan yang ia belikan
didepan. “kawaii, katanya kartu ini bisa membuat hubungan awet, “ ucapku
shinichi pun pergi dengan tersipu malu. “shinichi, arigatou, “ panggilku. Dia
hanya mengangguk malu – malu.
“ayo, sini aku
dandanin “ paksa kana kepadaku yang mau lari. Akhirnya aku mengalah menjadi
boneka mainannya kana. Malam ini kana dan yamada mengajakku dan shinichi
kepesta kembang api. Aku pun memakai yukata sedangkan kana bersemangat sekali
menghias diriku. “kamu harus terlihat berbeda ujarnya, semua wanita jepang
terlihat cantik ketika memakai kimono ataupun yukata” jelasnya dengan nada
memaksa. Yamada dan shinichi telah menunggu di luar, kami pun langsung
menghampiri mereka. “ kirei desu “ ujar shinichi menghampiriku. Aku hanya
tersipu malu.
Hingga hari wisuda pun tiba,
Malam sebelum hari wisuda, shinichi mengatakan semuanya
kepadaku. “ maafkan aku ai, awalnya aku diminta kana dan yamada mendekatimu
agar kamu melupakan kenanganmu dengan rama. Tapi lama kelamaan aku menyukaimu.
maafkan aku merahasiakannya darimu selama ini. Aku tau semua tentang rama dan
teru – teru bozu ini. Aku ingin membuatmu tak lagi takut akan hujan. Maafkan
aku ai, “ tuturnya . aku lihat teru – teru bozu yang diberikan shinichi,
tubuhku lunglai. Rasanya aku tak sanggup melangkah lagi. Air mataku tak henti
–hentinya menetes. Aku buka ikatan pada teru – teru bozu, betapa hancurnya aku
. melihat apa yang tertulis
di dalamnya. “ 13愛
dari rama “.
Dan hari
wisuda pun tiba, “ congratulation “ ujarku menghampiri shinichi Aku berusaha
tak meneteskan air mata dihadapannya. “arigatou” ucapku membungkuk kapadanya. “14kimi
no soba ni iru itsumo “ ucapnya lirih. Aku pun pergi menjauh, dengan harapan
dapat bersamanya.
@@@
Pada suatu trainee di jepang
“Minasan, ohayo gozaimasu “
“hajimemashite. Watashi wa indo no ai
desu.”
Mata itu menatapku, mata tajam yang begitu kukenal. Mata yang tak
pernah berubah walau sembilan tahun telah berlalu.
7kimi
no ga suki = karena kusuka dirimu
8Ano ai chan, ano hito wa shinichi kun desuka = itu ai chan,
apakah itu shinichi kun?
9 hai,
ne ???= ya , kenapa??
10kawai!!
= manisnya
11tadaima
= aku pulang
12shinichi
kun, okari = selamat datang shinichi
13愛
= aku cinta kamu (aishiteru)
14kimi
no soba ni iru itsumo= aku akan selalu berada disisimu.
No comments:
Post a Comment